KORELASI SEDERHANA
KORELASI SEDERHANA
Analisis korelasi sederhana (Bivariate Correlation) digunakan untuk
mengetahui keeratan hubungan antara dua variabel dan untuk mengetahui arah hubungan
yang terjadi. Koefisien korelasi sederhana menunjukkan seberapa besar hubungan
yang terjadi antara dua variabel. Dalam SPSS ada tiga metode korelasi sederhana
(bivariate correlation) diantaranya Pearson Correlation,
Kendall’s tau-b, dan Spearman Correlation. Pearson
Correlationdigunakan untuk data berskala interval atau rasio,
sedangkan Kendall’s tau-b,dan Spearman Correlation lebih
cocok untuk data berskala ordinal.
Pada bab ini akan dibahas analisis korelasi sederhana dengan metode Pearson
atau sering disebut Product Moment Pearson. Nilai korelasi (r)
berkisar antara 1 sampai -1, nilai semakin mendekati 1 atau -1 berarti hubungan
antara dua variabel semakin kuat, sebaliknya nilai mendekati 0 berarti hubungan
antara dua variabel semakin lemah. Nilai positif menunjukkan hubungan searah (X
naik maka Y naik) dan nilai negatif menunjukkan hubungan terbalik (X naik maka
Y turun).
Menurut Sugiyono (2007) pedoman untuk memberikan interpretasi koefisien
korelasi sebagai berikut:
0,00 - 0,199 =
sangat rendah
0,20 - 0,399 =
rendah
0,40 - 0,599 =
sedang
0,60 - 0,799 =
kuat
0,80 - 1,000 =
sangat kuat
Contoh kasus:
Seorang mahasiswa bernama Andi melakukan penelitian dengan menggunakan alat
ukur skala. Andi ingin mengetahui apakah ada hubungan antara kecerdasan dengan
prestasi belajar pada siswa SMU Negeri 1 Yogyakarta, dengan ini Andi membuat 2
variabel yaitu kecerdasan dan prestasi belajar. Tiap-tiap variabel dibuat
beberapa butir pertanyaan dengan menggunakan skala Likert, yaitu angka 1 =
Sangat tidak setuju, 2 = Tidak setuju, 3 = Setuju dan 4 = Sangat Setuju.
Setelah membagikan skala kepada 12 responden didapatlah skor total item-item
yaitu sebagai berikut:
Tabel.
Tabulasi Data (Data Fiktif)
Subjek
|
Kecerdasan
|
Prestasi Belajar
|
1
|
33
|
58
|
2
|
32
|
52
|
3
|
21
|
48
|
4
|
34
|
49
|
5
|
34
|
52
|
6
|
35
|
57
|
7
|
32
|
55
|
8
|
21
|
50
|
9
|
21
|
48
|
10
|
35
|
54
|
11
|
36
|
56
|
12
|
21
|
47
|
Langkah-langkah pada
program SPSS
Ø Masuk program SPSS
Ø Klik variable view pada SPSS data editor
Ø Pada kolom Name ketik x, kolom Name pada baris kedua ketik y.
Ø Pada kolom Decimals ganti menjadi 0 untuk variabel x dan y
Ø Pada kolom Label, untuk kolom pada baris pertama ketik
Kecerdasan, untuk kolom pada baris kedua ketik Prestasi Belajar.
Ø Untuk kolom-kolom lainnya boleh dihiraukan (isian default)
Ø Buka data view pada SPSS data editor, maka didapat kolom
variabel x dan y.
Ø Ketikkan data sesuai dengan variabelnya
Ø Klik Analyze - Correlate - Bivariate
Ø Klik variabel Kecerdasan dan masukkan ke kotak Variables,
kemudian klik variabel Prestasi Belajar dan masukkan ke kotak yang sama
(Variables).
Ø Klik OK, maka hasil output yang didapat adalah sebagai
berikut:
Tabel.
Hasil Analisis Korelasi Bivariate Pearson
Dari hasil analisis korelasi sederhana (r) didapat korelasi antara
kecerdasan dengan prestasi belajar (r) adalah 0,766. Hal ini menunjukkan bahwa
terjadi hubungan yang kuat antara kecerdasan dengan prestasi belajar. Sedangkan
arah hubungan adalah positif karena nilai r positif, berarti semakin tinggi
kecerdasan maka semakin meningkatkan prestasi belajar.
- Uji
Signifikansi Koefisien Korelasi Sederhana (Uji t)
Uji signifikansi koefisien korelasi digunakan untuk menguji apakah hubungan
yang terjadi itu berlaku untuk populasi (dapat digeneralisasi). Misalnya dari
kasus di atas populasinya adalah siswa SMU Negeri 1 Yogyakarta dan sampel yang
diambil dari kasus di atas adalah 12 siswa SMU Negeri 1 Yogyakarta, jadi apakah
hubungan yang terjadi atau kesimpulan yang diambil dapat berlaku untuk populasi
yaitu seluruh siswa SMU Negeri 1 Yogyakarta.
Langkah-langkah pengujian sebagai berikut:
1. Menentukan Hipotesis
Ho : Tidak ada hubungan secara signifikan antara kecerdasan dengan
prestasi belajar
Ha : Ada hubungan secara signifikan antara kecerdasan dengan prestasi
belajar
2. Menentukan tingkat signifikansi
Pengujian
menggunakan uji dua sisi dengan tingkat signifikansi a = 5%. (uji
dilakukan 2 sisi karena untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan yang
signifikan, jika 1 sisi digunakan untuk mengetahui hubungan lebih kecil atau
lebih besar).
Tingkat signifikansi
dalam hal ini berarti kita mengambil risiko salah dalam mengambil keputusan
untuk menolak hipotesa yang benar sebanyak-banyaknya 5% (signifikansi 5% atau
0,05 adalah ukuran standar yang sering digunakan dalam penelitian)
3. Kriteria Pengujian
Ho diterima jika
Signifikansi > 0,05
Ho
ditolak jika Signifikansi < 0,05
4. Membandingkan signifikansi
Nilai signifikansi
0,004 < 0,05, maka Ho ditolak.
5. Kesimpulan
Oleh karena nilai
Signifikansi (0,004 < 0,05) maka Ho ditolak, artinya bahwa ada hubungan
secara signifikan antara kecerdasan dengan prestasi belajar. Karena koefisien
korelasi nilainya positif, maka berarti kecerdasan berhubungan positif dan
signifikan terhadap pretasi belajar. Jadi dalam kasus ini dapat disimpulkan
bahwa kecerdasan berhubungan positif terhadap prestasi belajar pada siswa SMU
Negeri 1 Yogyakarta.
Komentar
Posting Komentar